7 Upaya Mitigasi Perubahan Iklim yang Bisa Dilakukan Sehari-hari


Seperti yang kita ketahui, perubahan iklim menjadi salah satu isu global yang paling mendesak yang kita hadapi saat ini. Dampaknya yang luas dan serius telah menyebabkan kekhawatiran global dan mendorong langkah-langkah mitigasi yang lebih kuat untuk mengatasi krisis ini. Hal ini terlihat dari meningkatnya konsentrasi CO2, cuaca ekstrem, bencana hidrometeorologi, dan terancamnya keberadaan pulau-pulau kecil serta kenaikan suhu udara.

BMKG mencatat bahwa tahun 2016 merupakan tahun terpanas untuk Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0.8 °C sepanjang periode pengamatan mulai tahun 1981 hingga 2020. Pada tahun 2019, Indonesia berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali 0.6 °C. Kemudian, pada tahun 2020, Indonesia menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.7°C. Bukti nyata perubahan iklim yang bisa kita lihat ialah mencairnya salju di Jayawijaya, Papua. Salju yang dikatakan abadi kini tak lagi abadi. Saat ini, salju yang tersisa hanya 1% saja dan diperkirakan akan hilang sebelum tahun 2026.

Menurut Aldrian E., dkk. (2011:130) dalam bukunya yang berjudul Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia, menjelaskan bahwa laju perubahan iklim atau pemanasan global melambat jika konsentrasi karbon yang diemisikan ke atmosfer  berkurang. Oleh karena itu, berikut upaya yang dapat kita lakukan dalam mitigasi perubahan iklim :

1.     Mengurangi pengunaan kendaraan pribadi

Ternyata memilih menggunakan kendaraan umum ataupun jalan kaki dapat mencegah pemanasan global lho. Itu karena kita tidak perlu menambah emisi gas CO2 yang tidak diperlukan sehingga dapat memperlambat laju perubahan iklim atau pemanasan global.

2.     Mengurangi penggunaan energi fosil

Pengunaan energi fosil menjadi permasalahan utama dalam perubahan iklim. Maka dari itu, diperlukan langkah untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan energi fosil yang masih masif.

3.     Mengurangi penggunaan plastik dan menerapkan 3R

Faktanya, Indonesia merupakan penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok. Sampah Plastik menjadi salah satu penyebab utama terjadinya perubahan iklim. Oleh karena itu, sebaiknya hindari produk sekali pakai seperti plastic dan beralihlah mengunkana produk eco-friendly seperti tas belanja ramah lingkungan.

4.     Penghijauan Kembali

Melakukan reboisasi sangat baik dalam mengurangi efek pencemaran udara dan pemanasan global.

5.     Menghemat pemakaian listrik

Melakukan gerakan penghematan listrik seperti menyalakan lampu seperlunya, mematikan peralatan listrik yang tidak terpakai, serta membatasi penggunaan elektronik berdaya tinggi.

6.     Bertransformasi ke energi hijau

Transisi menuju energi hijau dapat kita lakukan sebagai langkah menanggulangi dampak negatif penggunaan energi yang konsumtif bagi lingkungan.

7.     Mengurangi penggunaan CFC dan Aerosol

Gas CFC pada umumnya dimanfaatkan untuk pendingin ruangan (AC), kulkas, dry clean, spray, maupun pada industri elektronik lainnya. Pemakaian gas CFC yang berlebihan dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon yang signifikan.

Mungkin itulah upaya yang dapat kita lakukan dalam mitigasi perubahan iklim. Oleh karena itu, mari kita mulai dari tidak membuang sampah sembarangan, menerapkan 3R, dan menanam pohon. Mungkin terlihat kecil, tetapi dampaknya besar terhadap iklim kita. Kalau bukan kita yang merawatnya siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

 

Daftar Pustaka 

Aldrian E., Karmini M., & Budiman. (2011). Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia.                     Jakarta: Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara, Kedeputian Bidang Klimatologi, Badan                  Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. (n.d.). Ekstrem Perubahan Iklim. Diakses pada Juni 3,           2023, dari https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim


Komentar